Hujan deras yang mengguyur Kota Sukabumi beberapa hari lalu serta memicu lebih dari 70 kejadian bencana diberbagai wilayah, merupakan dampak dari fenomena La Nina, yang telah diprediksi sebelumnya oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Fenomena La Nina yang berdampak pada meningkatnya curah hujan, bukan hanya diperkirakan memicu bencana banjir dan longsor, tetapi juga menurut Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengancam ketahanan pangan, karena dapat menyebabkan gagal panen, hingga sulitnya mencari ikan bagi para nelayan. Oleh karena itu, sejak akhir Oktober lalu, BMKG telah mengedarkan peringatan dini mengenai fenomena La Nina kepada setiap Pemerintah Daerah.
Sementara itu, Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi, pada 11 November lalu di Balai Kota, menyampaikan bahwa sejak datangnya musim penghujan, Pemerintah Kota Sukabumi pada pertengahan bulan September, telah menyebarkan surat edaran peringatan dini untuk semua pihak agar selalu siaga menghadapi potensi bencana, terlebih dengan munculnya fenomena La Nina.
Pemerintah Kota Sukabumi pun telah mengadakan rapat koordinasi kebencanaan pada 10 November lalu, menyikapi terjadinya 55 bencana pada 9 November 2021 yang dipicu hujan deras, dengan salah satu fokus pada proses pemulihan dampak bencana. Bahkan pada 12 November 2021, Wali Kota beserta jajaran menyempatkan diri untuk meninjau salah satu lokasi bencana longsor. Sebagai salah satu upaya pencegahan terjadinya bencana, Wali Kota menghimbau kepada seluruh masyarakat agar membersihkan lingkungannya, karena bencana banjir akibat saluran air yang meluap tersumbat sampah, paling banyak terjadi sejauh ini, di Kota Sukabumi.